Feeds:
Pos
Komentar

Mobile selluler/Mobile Phone atau yg lebih dikenal di Indonesia dengan Handphone, di zaman sekarang, siapa tak kenal telepon seluler alias handphone (HP). Tua-muda, di kota maupun di pedesaan, mayoritas sudah tidak asing dengan telepon tanpa kabel itu.

Teknologi ponsel juga kian melenakan konsumennya.  HP tak lagi sekadar alat komunikasi, melainkan juga hiburan yang disajikan melalui berbagai fitur menarik seperti games, radio, kamera, video, hingga internet. HP berfitur minimalis pun biasanya dilengkapi fasilitas games.  Nah, selain ringtone bersuara unik dan casing yang lucu, aneka games inilah yang paling menarik perhatian anak-anak.   Namun bagaimana jika si Kecil membawanya beraktifitas, utamanya di Sekolah?

Menurut saya, pemberian HP pada anak harus melihat tujuan dan kepentingannya.   Maksudnya, anak diberi HP untuk apa? Tidak dibenarkan membelikan HP kalau sekadar ikut-ikutan tren.   Tapi kalau memang penting dan ada urgensi tertentu, orangtua boleh saja memberi HP,  namun beri tahu juga batasan-batasannya.  Untuk menghindari sikap pamer atau ajang saingan antar-teman, sebaiknya anak dibelikan HP dengan fitur sesuai fungsi dan kebutuhan. Ini kembali pada esensi atau tujuan utama pemberian HP pada anak, yakni untuk kepentingan komunikasi dengan orangtua.

Misalkan memudahkan komunikasi saat menjemput anak di sekolah. Apalagi saat ini anak-anak di perkotaan sering kali mengikuti banyak les.   Kalau memang hanya sebatas kepentingan komunikasi, tidak perlu yang sangat canggih.

Saya  menyarankan untuk tidak memberi HP yang banyak games-nya karena bisa jadi bumerang.   Kalau anak sudah kecanduan, dia bisa sembunyi-sembunyi main game, bahkan saat di sekolah.

Dampak negatif lainnya, pada HP berfitur canggih yang dilengkapi internet memungkinkan anak tergoda mengakses gambar-gambar tidak senonoh, ataupun melakukan “kenakalan-kenakalan” yang sulit dikontrol, seperti menggunakan kamera HP untuk memotret orang-orang di toilet. Lebih parah lagi, mengedarkannya ke teman-teman.

Namun, jika suatu ketika orangtua mendapati SMS atau gambar porno di HP anaknya, jangan langsung memarahi, sebab anak akan kapok dan tidak mau bercerita lagi.   Katakan dengan hati-hati bahwa itu adalah sesuatu yang tabu dan tidak dibenarkan .

Kontrol di Sekolah

Anak-anak usia SD menenteng HP ke sekolah bukan hal aneh lagi.  Akibatnya, tidak mustahil konsentrasi anak terpecah saat belajar. Anak membawa HP ke sekolah, dikhawatirkan mereka akan bermain game, terutama untuk anak-anak yang perhatiannya mudah teralih atau untuk anak yang minat belajarnya rendah. Sehingga, dia bisa larut keasyikan main game.

Guna meminimalkan dampak negatif penggunaan HP,  harus ada kerja sama pihak sekolah agar proses belajar mengajar tidak terganggu.  Peraturan Sekolah dibuat dengan pertimbangan agar anak tidak terganggu dan tidak sibuk dengan HP-nya, paling tidak pada saat pelajaran berlangsung.   Ketika bel masuk  hingga istirahat tidak ada lagi HP yang hidup. Waktu istirahat HP diperbolehkan hidup kembali  namun pada saat masuk kelas kembali HP harus mati dan anak baru boleh menggunakannya lagi setelah bel pulang.

Data center di dunia diprediksi akan menjadi penyebab terbesar makin meningkatnya polusi gas rumah kaca pada tahun 2020 nanti.

Prediksi ini merupakan hasil dari penelitian McKinsey & Co yang ditulis dalam blog jaringan New York Times, Dalam masa itu, kontribusi emisi karbon dioksida akan meningkat hingga 4 kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik untuk menghidupi data center yang berkembang secara signifikan.

Konsultan dari McKinsey Research, William Forest meyatakan bahwa efek gas rumah kaca yang berasal dari polusi data center belum terlalu kentara namun peningkatannya akan terlihat cukup signifikan pada beberapa tahun mendatang.  Contohnya. sebuah server komputer biasanya hanya memiliki kapasitas rata-rata sebesar 6 persen sedangkan data center secara keseluruhan, akan berkapasitas hingga 56 persen jika digunakan secara maksimal.

Dahulu penggunaan data centers dianggap lebih efisien namun tidak fleksibel. Kini, di era modern, penggunaan data center sudah berdasarkan teknologi yang distandarisasi oleh industri komputer personal. Namun dalam kenyataan, walaupun prosesnya cukup fleksibel tapi kurang terkendali.

Forest  menyarankan kepada para pengguna data center, baik korporasi maupun pemerintahan, untuk menggalakkan efisiensi data center mereka hingga dua kali lipat pada tahun 2012.  Program ini diberi nama Corporate Average Data Efficiency (CADE).  Proses efisiensi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan software virtualisasi hingga perangkat pengendali proses pendinginan yang terintegrasi.

Tentunya hal ini akan lebih masuk akal serta lebih efisien dibanding harus merogoh kocek USD100 juta untuk membangun data center yang baru

Sebagai bagian dari perayaan Hari Bumi yang ke 39 di seluruh dunia, Dell Comp. memperkenalkan PC desktop konsumer terkecil di dunia. Perangkat ini diklaim paling ramah lingkungan.

Pendiri sekaligus CEO Dell Comp, Michael Dell memperkenalkan langsung produk bernama Dell Ultra Small PC tersebut di acara konferensi FORTUNE Brainstorm: GREEN yang berlangsung di California, Amerika Serikat.

Dell mengatakan, produk terbarunya ini memiliki ukuran sekitar 81 persen lebih kecil dari desktop mini tower berukuran standar.

Sementara dari sisi pemakaian energi, dikatakan lebih hemat 70 persen dalam konsumsi daya serta mudah di daur ulang dan dalam kemasan yang mudah di daur ulang. Rencananya, Dell akan meluncurkan produk ini pada akhir tahun 2008.

Setiap pagi jutaan orang “menyerbu” Kota Surabaya. Mereka dari pinggiran (atau istilahnya: Surabaya coret) seperti Sidoarjo, Gempol, Mojokerto, Gersik, bahkan Malang.   Mungkin saja sejak subuh mereka sudah mulai menggerakkan langkahnya menuju tempat mereka bekerja.  Menghabiskan waktu sekitar 0,5 – 2 jam, di tengah macet dan padatnya jalanan propinsi hingga Kota Surabaya.

Mereka kita sebut sebagai kalangan commuters, orang-orang yang pulang pergi setiap hari untuk bekerja. Yang menarik dicemati adalah apa yang mereka lakukan selama dalam perjalanan.   Yaitu: mencari dan berbagi informasi dan berkomunikasi.   Di Kereta Api Commuters, misalnya, penumpang umumnya menghabiskan waktu dengan mengobrol dengan sesama penumpang, membaca koran, menelpon, ber-sms, chatting, dan tak jarang traksaksi bisnispun terjadi.

Di kendaraan pribadi, perilakunya juga mirip, hanya mereka memiliki keleluasan lebih. Sehingga selain membaca koran, sembari mendengar radio atau memonitor berita pagi melalui TV mobilnya, mereka juga bisa melakukan browsing email via gadgetnya. Tampaknya ini adalah pasar yang belum tergarap secara serius oleh produsen.  Padahal, saat mereka berada dalam perjalanan, adalah moment of the truth yang ideal untuk bisa memasukkan pesan ke benak mereka.

Sejatinya, kalangan commuters ini telah “aktif bekerja” sebelum mereka sampai di kantor. Ini semua tentu bisa terjadi karena ICT atau TIK yang telah menjadi perangkat vital bagi masyarakat golongan ini. Mereka melakukan social networking setiap hari.

Budaya melakukan social networking, sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala. Bahkan di masa silam, RA Kartini termasuk orang yang getol melakukan social networking dengan surat-menyurat.   Ketika jaman berganti, teknologi telah menjadi urat nadi kehidupan masyarakat, dan memberi kemudahan bagi kita untuk melakukan networking.

Saat ini teknologi informasi dan komunikasi memberi ruang yang sangat luas untuk mengekpresikan diri (personal expression).  Tak mengherankan jika angka blogger terus melejit.   Jumlah blogger Indonesia yang memiliki akun di Blogspot sekitar 247.000, di WordPress 125.000, blog service lainnya.   Begitu juga merebaknya situs-situs yang memberi ruang untuk ekspresi diri seperti Friendster, Youtube, Facebook, MySpace dan masih banyak lagi.

Di Asia, friendster.com menjadi situs jaringan sosial terbesar yang dikunjungi rata-rata 32 juta pengguna internet setiap bulannya. Di Indonesia, Friendster memiliki lebih dari 8 juta pengguna terdaftar dan 4 juta pengunjung unik setiap bulan di friendster.com pada Februari 2008. Sementara 40 persen dari 25 juta pengguna internet yang ada di Indonesia memiliki akun Friendster.

Begitu pula, adanya fitur bahasa Indonesia di WordPress dan Blogspot, menunjukkan bahwa potensi blog sangat besar dan tumbuh terus.   Data dari APJII menyebut sampai akhir 2007 pengguna internet di Indonesia mencapai 25 juta dengan tingkat pertumbuhan diperkirakan sekitar 39%.   Di tahun 2012, jumlah pengguna internet di Indonesia akan sama besarnya dengan jumlah pengguna internet di Asia Tenggara. Itu menggambarkan bahwa pengguna internet Indonesia bertambah dengan sangat cepat.

Jika tarif internet maupun telekomunikasi makin murah, maka potensi pertumbuhannya akan makin tinggi, termasuk potensi pengguna mobile blogging, yang jumlahnya sebangun dengan penetrasi pengguna telepon seluler yang sudah mencapai lebih dari 100 juta.  Dan inilah juga akan menjadi stimulan melejitnya citizen journalism dan citizen marketers.

Fenomena
Dalam masyarakat communters, pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan untuk melakukan social networking dan mengekspresikan diri, antara lain yang memicu lahirnya citizen journalism dan citizen marketers.  Kedua “profesi” di atas pada dasarnya memiliki kesamaan karakter, dimana keduanya melibatkan publik sebagai pelaku pribadi.  Dalam konteks Citizen Journalism, publik bisa melakukan kegiatan jurnalistik: mengumpulkan bahan, menulis dan mempublikasikannya dalam blog pribadinya.

Ben McConnel dan Jackie Huba dalam buku berjudul “Citizen Marketers”, menyebutkan bahwa “Everyone is publisher; everyone is a broadcaster”.   Dari blogging yang tujuannya ekspresi diri, berbagi ilmu dan pengalaman, curhat sampai kemudian terbentuklah komunitas (bisa amatir maupun prefesional). Ini bisa menjadi platform baru dalam “menjajakan” produk, brand, dan mengubah pola promosi tradisional yang selama ini ada. Karena mereka adalah buyers sekaligus sellers.

Sudah banyak komunitas maya yang berkembang dan memiliki posisi tawar yang cukup kuat bagi produsen.  Sejumlah komunitas di dunia maya yang menjadi rujukan orang untuk bertanya tentang pelbagai produk: dari asuransi mobil yang bagus, merek oli yang bagus, sampai mencari referensi dari anggota lain tentang produk-produk gadget.

Dunia pemasaran dan komunikasi memang sudah mulai bergerak di area viral/virtual.   Namun, ini tampaknya belum banyak disadari atau menjadi concern bagi pelaku bisnis di Indonesia   Pemanfaatan kanal viral sebagai kanal penjualan, misalnya masih sangat terbatas sebagai displai produk.

Fenomena citizen marketers sangat memungkinkan untuk penetrasi produk dan bisa lebih fokus sesuai target yang dibidik.   Hanya, memang dengan menjamurnya komunitas ini menuntut seorang pemasar yang juga paham bagaimana menjual produk di dunia itu. Bukan sekedar copy paste konsep tradisional yang ditransfer di viral, seperti yang kerap terjadi saat ini.

Begitu pula sebagai kanal komunikasi.   Saat ini kerap muncul isu buruk tentang sebuah produk/layanan di dunia maya (yang paling sering di milis-milis). Namun, agak disayangkan jika perusahaan di Indonesia masih mengganggap enteng komplain melalui milis atau blog.

Padahal, komplain di dunia maya, bisa menuai kerugian yang lebih besar jika tak ditangani dengan benar.  Karena, komplain di dunia maya, jika tidak ditangani secara serius, ibarat menyimpan bara yang  tak nampak tapi juga tak padam dan sewaktu-waktu bisa membakar.

Dalam webnya: Nukman Luthfie mengatakan bahwa di dunia maya ada pencatat baik/Buruk mereka bernama Google, Yahoo, MSN dan lainnya.   Apapun yang perusahaan lakukan di dunia web, entah baik entah buruk, akan dicatat Google dan kawan-kawan.

Seorang pelanggan, jika puas misalnya, dapat menulis di blog betapa bagusnya produk yang ia pakai. Sebaliknya, mereka yang tak puas bisa melakukan hal yang serupa, menulis kejelekan sebuah merek. Nah, di dunia maya, tulisan negatif gampang menyebar seperti virus, semudah dan secepat menekan kursor. Dan lebih berbahaya, semua yang termuat di Internet dicatat oleh Google, cs selama-lamanya.

Sekedar contoh komplain dan juga yang “tutorial” dibuat dalam format citizen journalism, “Jangan beli laptop XXXX” yang diposting seorang blogger. Atau dalam kasus yang berbeda, citizen journalist bisa juga menjadi tutor bagi sebuah produk, meskipun dia tidak memiliki ikatan bisnis dengan produsennya.

Citizen Marketers dan Citizen journalism, dalam beraktifitas, biasanya transparan dalam hal motivasi dan keinginannya.  Bagi mereka adalah sangat penting untuk membangun dan memelihara kredibilitas. Karena mereka tidak mewakili sebuah lembaga media tertentu, namun pribadi. Ketika sebuah blog dipersepsi punya kredibilitas, maka blog tersebut kemudian menjadi referensi bagi banyak pihak, termasuk media tradisional pun kerap merujuk ke sana.

Di awal abad 21, blog sudah menjadi kekuatan yang signifikan dalam demokrasi gagasan/ide dan eksperesi individu.   Mengutip dari  Jeff Jarvis, editor New York Daily News, “We’re in the new era of seller beware,  Now when you srew your customers, your customers can fight back and publish and organize”.   Inilah tantangan sekaligus peluang bagi produsen dalam menggarap pasar yang tanpa batas di era yang juga tanpa batas ini.

Menurut Ensiklopedia Wikipedia Indonesia racun didefinisikan sebagai zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas lainnya dalam skala molekul.

Keracunan bahan kimia dalam makanan merupakan akibat dari memakan tanaman atau hewan yang mengandung racun.

KERACUNAN JAMUR (CENDAWAN)

Keracunan jamur dapat diakibatkan karena makan satu dari beberapa jenis dari jamur yang ada.
Kekuatan racunnya bervariasi tergantung kepada:
– jenis jamur
– musim pertumbuhan jamur
– cara memasak jamur.

Pada keracunan yang disebabkan oleh Inocybe dan Clitocybe, bahan yang berbahaya adalah muskarin.

Gejala yang timbul beberapa menit sampai 2 jam setelah makan, bisa berupa:
– peningkatan produksi air mata dan air liur
pupil yang mengecil
– berkeringat
– muntah
– kram perut
– diare
– pusing
– linglung
– koma
– kejang (kadang-kadang).

Dengan pengobatan yang tepat, biasanya akan terjadi penyembuhan dalam waktu 24 jam, meskipun bisa terjadi kematian dalam waktu beberapa jam.

Keracunan faloidin yang disebabkan karena memakan Amanita phalloides, gejalanya timbul dalam 6-24 jam.
Gejala-gejala saluran pencernaan yang timbul mirip dengan keracunan muskarin, dan kerusakan ginjal bisa menyebabkan berkurangnya produksi air kemih atau tidak ada sama sekali.
Sakit kuning karena kerusakan hati akan muncul dalam 2-3 hari.
Kadang-kadang gejala akan hilang dengan sendirinya, tetapi hampir 50% penderita akan meniggal dalam 5-8 hari.

KERACUNAN TANAMAN DAN SEMAK-SEMAK

Keracunan akibat tanaman dan semak-semak terjadi karena makan daun-daunan dan buah-buahan dari tanaman dan semak-semak liar.
Akar hijau dan akar yang bertunas mengandung solanin, yang bisa menyebabkan mual ringan, muntah, diare dan kelemahan.
Fava beans menyebabkan pemecahan sel-sel darah merah (favisme), biasanya merupakan kelainan yang diturunkan.
Keracunan ergot dapat disebabkan karena makan gandum yang tercemar oleh jamur Claviceps purpures.
Buah dari pohon Koenig menyebabkan muntah Jamaika.

KERACUNAN MAKANAN LAUT

Keracunan makanan laut bisa disebabkan oleh ikan bertulang atau kerang.
Biasanya keracunan ikan merupakan akibat dari 3 jenis racun, yaitu siguatera, tetraodon atau histamin.

Keracunan siguatera dapat terjadi setelah makan salah satu dari ebih dari 400 jenis ikan dari pantai tropik di Florida, India Barat atau Pasifik.
Toksin dihasilkan oleh dinoflagelata, suatu organisme laut yang sangat kecil, yang dimakan oleh ikan dan terkumpul di dalam dagingnya. Ikan yang lebih besar dan lebih tua lebih berracun daripada ikan yang lebih kecil dan lebih muda.
Gejala bisa dimulai dalam 2-8 jam setelah makan ikan. Kram perut, mual, muntah, dan diare dapat terjadi selama 6-17 jam. Selanjutnya akan timbul gatal-gatal, perasaan seperti tertusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, perasaan panas dan dingin yang silih berganti dan nyeri di daerah wajah.

Gejala dari keracunan tetraodon dari ikan puffer, yang paling banyak ditemukan di perairan Jepang, sama dengan keracunan siguareta.
Kematian dapat terjadi akibat dari kelumpuhan otot-otot pernafasan.

Keracunan histamin dari ikan makerel, tuna dan lumba-lumba biru (mahimahi), terjadi jika jaringan ikan yang rusak setelah ditangkap, menghasilkan histamin dalam jumlah yang besar.
Jika dimakan, histamin akan segera menyebabkan kemerahan di muka. Juga bisa timbul mual, muntah, nyeri perut dan kaligata (urtikaria) yang terjadi beberapa menit setelah makan ikan tersebut.
Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.

Dari Juni sampai Oktober, terutama di pantai Pasifik dan New England, kerang-kerangan (remis, remis besar, tiram) dapat memakan dinoflagelata yang mengandung racun. Dinoflagelata ini ditemukan dalam jumlah besar di lautan pada waktu-waktu tertentu, dimana air tampak berwarna merah, dan disebut pasang merah.
Mereka menghasilkan toksin yang menyerang saraf (neurotoksin) dan menyebabkan keracunan kerang paralitik.
Toksin ini akan tetap ada, bahkan setelah kerang tersebut dimasak.
Gejala awalnya berupa rasa tertusuk-tusuk jarum di sekitar mulut, dimulai dalam 5-30 menit setelah makan. Selanjutnya timbul mual, muntah dan kram perut. Sekitar 25% penderita mengalami kelemahan otot dalam beberapa jam berikutnya. Kadang-kadang kelemahan ini berkembang menjadi kelumpuhan pada lengan dan tungkai.
Kelemahan pada otot-otot pernafasan, kadang sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian.

KERACUNAN BAHAN-BAHAN PENCEMAR

Keracunan bahan-bahan pencemar bisa menyerang orang-orang yang memakan :
– buah-buahan dan sayur-sayuran yang tidak dicuci, yang disemprot dengan arsen, timah hitam atau insektisida organik
– larutan asam yang disimpan dalam wadah tembikar yang dilapisi timah hitam
– makanan yang disimpan dalam wadah yang dilapisi kadmium.

SINDROMA RUMAH MAKAN CINA

Sindroma Rumah Makan Cina bukan merupakan suatu keracunan bahan kimia dalam makanan. Hal ini lebih mengarah kepada reaksi hipersensitivitas terhadap monosodium glutamat (MSG), suatu penyedap rasa yang sering digunakan dalam masakan Cina.
Pada orang-orang yang sensitif, MSG bisa menyebabkan tekanan pada wajah, nyeri dada dan rasa terbakar di seluruh tubuh.
Jumlah MSG yang bisa menyebabkan gejala-gejala tersebut, bervariasi pada setiap orang.

Pengobatan

Untuk mengeluarkan racun dari tubuh, biasanya dilakukan pencucian lambung (lavase lambung, bilas lambung).

Obat-obatan seperti sirup ipekak dapat digunakan untuk merangsang muntah dan obat pencahar digunakan untuk mengosongkan usus.

Jika muntah dan mual berlangsung terus menerus, maka diberikan cairan intravena (melalui pembuluh darah) yang mengandung gula dan garam untuk memperbaiki dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

Pereda nyeri mungkin diperlukan bila kram perut sangat hebat.

Mungkin juga diperlukan alat bantu nafas dan perawatan di ruang intensif.

Siapapun yang menjadi sakit setelah makan jamur yang tidak dikenal, harus mencoba untuk segera muntah dan memeriksakan muntahannya ke laboratorium, karena jamur yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Atropin diberikan untuk keracunan muskarin.
Pada keracunan faloidin, diberikan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan infus cairan dekstrosa dan natrium klorida, yang akan membantu memperbaiki kadar gula yang rendah dalam darah (hipoglikemia) yang disebabkan oleh kerusakan hati.
Manitol, yang diberikan melalui infus, kadang-kadang digunakan untuk mengatasi keracunan siguatera yang berat.
Anti-histamin (penghalang histamin) diberikan untuk mengurangi gejala-gejala karena keracunan histamin dari ikan.

Before marriage….

He: Yes. At last. It was so hard to wait.

She: Do you want me to leave?

He: No! Don’t even think about it.

She: Do you love me?

He: Of course! Over and over!

She: Have you ever cheated on me?

He: No! Why are you even asking?

She: Will you kiss me?

He: Every chance I get.

She: Will you hit me?

He: Are you crazy! I’m not that kind of person!

She: Can I trust you?

He: Yes.

She: Darling!

After marriage….

Simply read from bottom to top.

Tradisi pembawaan obor menjelang olimpiade tetap dipertahankan hingga kini. Berkat bantuan teknologi, api olimpiade tetap menyala meskipun dibawa berlari sepanjang 85.000 mil.  Api olimpiade selalu terlihat menyala sepanjang perjalanan.

Api tersebut ternyata dibuat dengan menggunakan teknologi.  Sebanyak dua obor selalu menyertai para pelari yang secara estafet membawa obor olimpiade dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Obor ini dipancarkan melalui cahaya api asli dari Olimpia.  Obor Olimpiade Beijing dapat menyala dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti gas propane, yang dapat menyala lebih dari 15 menit. Setiap pembawa obor memiliki obor masing-masing yang terpisah dan dapat mereka beli untuk disimpan sebagai suvenir.

Gas api tersebut dibuat menggunakan karbon dan hidrogen. T idak ada material lainnya kecuali karbondioksida dan air yang muncul dari sisa nyala api.  Material ini mampu menghilangkan resiko polusi apapun. Sistem pembakaran dalam api tersebut ternyata didesain oleh China Aerospace Science dan Korporasi Industri.

Di Olimpiade Beijing, obor yang digunakan berukuran panjang 72cm dengan berat hanya 1 kilo. Dalam perjalanannya obor tersebut selalu di ditemani dengan beberapa unit kendaraan dan sekelompok penjaga yang juga ikut berlari. Satu diantara dua orang tersebut selalu membawa lampu obor portable sebagai cadangan.

Saat diestafetkan, api obor akan dimatikan. Bahkan akan lebih sering dimatikan dalam kondisi cuaca yang sulit atau terjadi masalah dalam gas yang menyertainya, namun ketika dibawa terbang api tersebut akan disimpan di dalam dua buah lampu portabel kecil.

Saya Turis Asing di Bali

Malam hari yang cerah.   Akhirnya saya dapat menikmati malam terakhir ini seperti turis sawo matang di pantai Kuta.   Saya berdecak kagum, seolah malam itu sayalah turisnya, seorang turis di negeri asing yang amat kikuk. Papan-papan berbahasa Inggris, toko 24 jam yang selalu menyediakan beer, jongko-jongko makanan berbahasa Inggris, restoran cepat saji kapitalis, ditambah crowd-nya yang berkulit terang atau gelap sekali, berambut pirang, yang jangkung-jangkung, dan sebagainya.  Pantai Kuta, Legian, Poppies Lane saya jelajahi berboncengan di motor seorang teman yang juga sawo matang.  Malam itu, toko-toko hampir semua tutup, namun masih banyak club-club dengan musik hingar bingar yang masih bangun.   Wow! Inikah yang kita dapatkan jika berwisata di Bali? Mungkin ya… mungkin juga tidak… Saya mencari-cari Bali  tapi yang ada bule-bule sedang berdansa sambil menenggak jungle juice.

Wisatawan asing banyak sekali dapat kita temui di seluruh pelosok Bali, apalagi di tempat seperti Kuta dan sekitarnya.   Lucu juga mereka yang berada di Kuta, terbang ribuan kilometer hanya untuk menikmati kebudayaannya sendiri yang ditancapkan di tempat kebudayaan lain hidup. Tidak dapat dipungkiri lagi daerah Kuta dijadikan wilayah akomodasi bagi wisatawan asing, menikmati alam Bali yang seksi, bergulung dalam ombaknya yang ramah menggelitik, dilayani oleh keramahan masyarakat lokal “sekaligus hidup dengan teknologi yang berasal dari negerinya “.

Begitulah bayangan dan ekspektasi saya tentang Bali, ternyata saya dibawa lebih jauh lagi untuk mengenal sisi lain Bali yang sangat Bali.  Sepanjang jalan saya melihat begitu banyak rumah-rumah yang bergaya khas Bali, dengan ornamen-ornamen naga atau bunga, begitu pula pura-pura keluarga yang ada di setiap rumah maupun tempat usaha.  Pemandangan dalam perjalanan unik sekali, masyarakat bergerombol untuk menyiapkan upakara Galungan-Kuningan.   Janur, bunga, orang-orang Bali asli dengan pakaian adatnya, semuanya indah. Keadaan alam yang menyenangkan, kebudayaannya yang unik, dan masih banyak hal lain yang menjadikan Bali sebagai surga pariwisata di Indonesia, bahkan namanya pun lebih nyaring terdengar daripada nama Indonesia sendiri.

Jalan-jalanlah ke wilayah barat, utara, timur… banyak sekali yang dapat kita temui, hal-hal yang lebih terasa ke-Bali-annya.   Menikmati hasil laut di Jimbaran yang amat romantis (bagi penganut aliran romantis). Pemandangan subak yang hijau di Tabanan menjadi ciri khas pulau Bali, memahami sistem masyarakat yang komunal juga merupakan bentuk “wisata budaya” yang menarik. Jika kita ke Barat, kita akan menemukan Taman Nasional Bali Barat yang mengembangkan burung jalak Bali yang khas. Lalu kita ke utara, menikmati laut utara, pantai Lovina, yang tenang serta lumba-lumba lucu yang berlompatan pagi hari di antara perahu wisatawan.   Hmm… membuat kita “lovina” alias Love Indonesia,  hehe.. Jalan lagi ke tengah (sedikit ke timur), masih banyak pemandangan indah pulau Bali yang sayang untuk dilewatkan, Danau Bratan, Buyan, dan Tablingan yang tetap indah walaupun mulai mendangkal. Hampir semua pantai di Bali menyenangkan, namun melewatkan libur di daerah tinggi pun mengasyikan. Menikmati sunrise di Gunung Batur dan merasakan angin dingin di sekitar Danau batur, Kintamani asyik sekali. Belum lagi mengunjungi pura-pura besar yang tersebar di seluruh Bali, mencicipi makanan yang pedas-pedas dan minuman-minuman khas Bali. Hmm…all packages!

Semenjak pariwisata menjadi bagian integral ruang budaya Bali,  tentunya banyak hal yang mempengaruhi tatanan kebudayaannya. Yang kini dianggap penting bukan lagi melindungi orang Bali dari sentuhan wisatawan yang merusak itu, melainkan mengerahkan partisipasi mereka dalam usaha promosi pariwisata pulau mereka (diambil dari Picard, 2006:248). Dulu pariwisata dianggap sebagai faktor “polusi kebudayaan”, kini dinilai instansi Bali sebagai faktor “renaisans budaya” (2006:249). Di setiap tempat, masyarakat Bali selalu dengan ramahnya menerima dan melayani tamu-tamu yang beragam. Sebagai usaha partisipasi, masyarakat Bali juga mempelajari bahasa asing untuk bersosialisasi dengan tamu-tamu yang berkunjung. Mulai anak kecil sampai orang tua mengenal dengan baik kebudayaannya, mereka semua bisa menceritakan dan memperkenalkan Bali kepada para wisatawan, artinya pewarisan kebudayaan tetap berjalan dalam setiap generasi.

Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan pariwisata amatlah besar, apalagi jika kita melihat rate harga bernilai dollar untuk membayar ongkos berwisata di Bali – sebagai pemegang rupiah rasanya cuma bisa menggigit jari dan manyun. Hampir seperti sifat banyak manusia, jika sudah berhadapan dengan kebutuhan hidup (ekonomi), mereka menjadi gelagapan. Dollar-dollar tersebut bertaburan dari saku celana wisatawan asing – $1,00 bisa jajan nasi rames, sedangkan Rp 1,00 pengemis pun akan menolaknya, dan sudah ditarik pula oleh Bank Indonesia puluhan tahun lalu. Keadaan seperti ini menghasilkan kecenderungan materialistis dalam menjalankan pariwisata.   Stereotipe orang bule di Bali adalah orang yang mampu membayar, sering kali mereka lebih dihargai dibandingkan melayani wisatawan lokal yang sama-sama sawo matang.   “hello, mister, may I help you?”  Sedangkan ketika sesama pribumi datang, hanya diam dan tetap cemberut sambil berpikir “orang Indonesia cuma bisa liat-liat doang“…….  ” ya, ampuuun… sama-sama makan nasi..”. Padahal, bulenya mungkin saja biasa saja, sedangkan saya ceritanya orang terpelajar, ciee…(kapan lagi bisa Narsis. he..he…) Jamak memang terjadi di seluruh Indonesia dengan masyarakat bermental terjajah. Sepertinya $50,00 untuk melompat ketakutan saat bungge jumping bukanlah hal yang berat bagi pemegang dollar itu, ‘wong angka nolnya cuma satu – buat saya $50,00 sama dengan Rp 464.000,00… satu, dua, hmm.. tiga angka nol!  Gimbal metal! Akhirnya di Bali menjadi serba mahal dan serba memenuhi akomodasi wisatawan asing dengan price tag membuat saya kehilangan separuh uang perjalanan saya untuk sepasang sendal.  Satu hal lagi, produk yang dijualnya pun berbahasa Inggris dari merek dagang kapitalis, bukan hasil industri khas Bali.

Dalam tulisan Michél Picard (2006) yang mengulas habis soal pariwisata Bali, terdapat terminologi “budaya wisata”, alih-alih dikontraskan secara negatif dengan “wisata budaya” dan dianggap sebagai wujud konkret dari bahaya yang harus dihindari, istilah “budaya wisata” kini dipakai oleh media bila membicarakan mentalitas yang cocok dengan pariwisata, dan mengenai budaya yang mampu menyesuaikan diri dengan wisatawan dan tuntutan-tuntutannya. Pendeknya, semakin konsep ini dijamakkan, semakin terangkat citranya. Sehingga kedua rumus “wisata budaya” dan “budaya wisata” kini lebih sering muncul sebagai konsep yang terpadu daripada bertentangan (248-9). Akhirnya “budaya wisata” masyarakat Bali itulah, yang kita hadapi ketika kita ber- “wisata budaya”. Masyarakat Bali menjadi sekelompok orang yang menjalani cara hidup sebagai media promosi pariwisata terhadap budayanya. Bukanlah hal yang buruk maupun hal yang baik sekali selama masyarakat Bali saling bergandengan tangan untuk mempertahankan gagasan-gagasan mereka soal ke-Bali-an.

Sambil melamun di tepi pantai dengan pasir-pasir yang mengotori celana pendek, saya berpikir “Bali, paradiso, saya nggak mau pulang ke Jakarta atau ke Surabaya…”. Bali tetap merupakan tempat wisata yang menyenangkan dari barat, utara, timur, tengah, sampai selatan.

NB.Photo diatas diambil dari http://delont.baliphotographer.net/

Bagi Anda yang mempunyai hewan piaraan, tentu saja Anda mencintainya. Ada pentingnya apabila “Si Lucu” yang selalu sabar menemani dan setia menunggu Anda pulang dari aktivitas rutin sehari-hari, diabadikan.

Ragam hewan piaraan mempunyai daya tarik sendiri-sendiri, baik anjing, kucing, kelinci, maupun iguana. Vincent Strangio, seorang fotografer hewan piaraan profesional asal Pennsylvania membagi tips pada Anda bagaimana mengabadikan “Si Lucu” dengan hasil yang baik layaknya hasil jepretan seorang professional.

Berikut tips dari Vincent Strangio seperti dilansir dari PhotoshopRoadMap, Jumat (25/1/2008).

1. PATIENCE, PATIENCE, dan More PATIENCE
Jika Anda mengambil kamera, lalu lari menuju anjing atau kucing piaraan dan tiba-tiba berharap mereka berpose, perhatikan, Anda baru saja melakukan masalah besar. Anda cukup menatapnya, panggil namanya, selanjutnya duduklah dan tunggu. Piaraan Anda akan kembali tenang dan kembali ke tabiat aslinya. Di situlah biasanya ia akan menarik perhatian Anda kembali. Raihlah kamera Anda pelan-pelan, dan ambillah gambar dengan tenang, tidak perlu riuh, karena mereka tidak akan betah.

2. NO TREAT!
Inilah masalah terbesar bagi kebanyakan orang. Mereka pikir ketika mereka mengiming-imingi reward berupa makanan atau tulang-tulangan, piaraan mereka kemudian akan berpose dengan sendirinya demi mendapatkan reward tersebut. Apabila Anda ingin mengambil foto hewan Anda sedang menganga dan mengeluarkan air liur, silahkan pakai reward. Tapi, apabila Anda ingin gambar yang natural, tinggalkan mereka sendiri. Saya memakai reward di saat-saat tertentu saja. Misalnya, memfoto anjing di pesisir pantai, saya butuh snapshot anjing tersebut berlarian bersama manusia. Bagaimana cara membuat anjing tersebut melompat tinggi adalah dengan reward.

3. NO FLASH
Pastikan lampu blitz pada kamera Anda dimatikan. Apabila Anda mengambil dengan flash, kemungkinan besar hasil jepretan Anda menghasilkan red-eye, meskipun Anda menggunakan red-eye reduction, red-eye pada foto tetap saja berbekas. Lagipula, pencahayaannya terlihat tidak alami. Dengan lampu blitz, foto yang dihasilkan akan terlihat datar. Memang sulit untuk mengambil gambar ketika Anda berada di tengah pencahayaan yang rendah dan remang. Anda harus memastikan Anda benar-benar berada di situasi dan kondisi yang tepat. Waktu yang tepat untuk pencahayaan adalah pagi-pagi dan sore jelang senja di mana sinar matahari tidak menyilaukan, soft dan flattering, Anda akan terpukau melihat perbedaan yang terjadi pada hasil jepretan Anda.

4. STOP WITH THE MEGA PIXELS
Semua kamera saya digital. Pertanyaan pertama kebanyakan orang adalah “Berapa megapixel kameranya?” Kebanyakan orang masih mempunyai asumsi bahwa kamera yang mempunyai megapixel besar berarti mempunyai hasil yang bagus. Megapixel hanya membantu Anda untuk bisa mencetak gambar dengan pixel yang besar. Jika hasil jepretan Anda tidak bagus, tidak perlu membeli kamera dengan pixel yang besar. Ketika Anda sadar, masalahnya bukan pada megapixel, Anda akan benar-benar kecewa.
Anda akan terus-menerus menghasilkan hasil yang jelek dan selanjutnya mencetak gambar tersebut di poster yang besar! Perhatikan, kebanyakan orang mencetak foto dengan ukuran 5inci x 7inci. Untuk ukuran ini, kamera dengan tiga megapixel saja cukup. Dengan kamera empat megapixel, Anda bisa mencetak foto-foto favorit Anda dengan ukuran lebih besar 8inci x 10inci. Namun, kamera dengan empat megapixel hanyalah membuang-buang uang dan memakan memori anda.

5. SHOOT, SHOOT, SHOOT!
Terakhir, ambillah gambar sebanyak-banyak. Jika Anda tidak mempunyai kamera digital, pikirkan kembali, Anda memerlukannya sekarang. Kemudian ambil gambar sebanyak-banyaknya. Hapus satu dua gambar yang tidak Anda sukai, dan lakukan puluhan jepret lagi. Gambar yang banyak akan memberikan Anda banyak pilihan pula. Cetaklah beberapa foto terbaik Anda, dan tunjukkanlah pada orang-orang sekitar Anda. Maka, mereka akan mengira Anda seorang profesional. Itulah yang saya lakukan

Rapuhnya Situs Pemerintah

Kerapuhan situs pemerintah seperti situs departemen komunikasi dan informatika tidak hanya terlihat dari keseringan situs dijadikan target hacker. Untuk mengakses halaman script index pun sangat mudah.

URL pada halaman script index Depkominfo sangat mudah ditelusuri. Bahkan beberapa data dalam situs tersebut mampu ditambahkan atau dihilangkan dengan mudah.

Saat dibuka halaman e-commerce, Selasa (15/4/2008), ditemukan sejumlah data yang berhasil ditambahkan dan tidak sesuai dengan materi yang semestinya.

Hal ini cocok dengan pengamatan seorang pengamat TI bernama Anselmus Ricky, yang lebih dikenal dengan nick “Th0R”. Menurutnya ada beberapa jenis celah keamanan berbasis web application yang ada pada situs Depkominfo, yaitu SQL Injection dan Crosssite Scripting (XSS) atau Crosssite Request Forgery (CSRF).

Menurut Ricky ,Depkominfo masih menggunakan cara lama untuk proses upload data ke dalam situs yakni dengan menggunakan CMS.   Bahkan CMS Depkominfo dinilai telah terbengkalai dan hal inilah yang menyebabkan rentannya situs tersebut dihack.

“Sepertinya yang sudah masuk dan melakukan SQL Injection ke beberapa situs, terutama Depkominfo bagian e-commerce, tidak 1 atau 2 orang saja, tetapi banyak,” pungkas Ricky yang saat ini berdomisili di Sydney, Australia.

Bahkan berdasarkan pengamatan Ricky, sejak awal tahun 97-an situs-situs pemerintah dikenal sebagai tempat menaruh PhpShell atau Backdoor lainnya. Sayangnya, menurut Ricky, meskipun banyak orang sudah melakukan advisory ke pemerintah namun pemerintah tidak merespons dan seolah kurang memberikan tanggapan. Sehingga sangat wajar jika situs pemerintahan menjadi target empuk para hacker dan cracker.